Kamis, 06 Januari 2011

Jelaskan Mazhab-mazhab dalam sistem ekonomi Indonesia?

Di dalam deklarasi filsafat, baik Plato maupun Aristoteles, pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan ekonomi sudah ada sejak itu. Namun, pemikiran yang teratur mengenai analisa ekonomi baru lahir sekitar abad XVII, yakni sejak Mazhab Merkantilisme pada awal abad XVII ketika raja-raja Eropa cemas menghadapi peperangan dan pengangguran.
Sejak itulah, mulai secara teratur bermunculan mazhab-mazhab yang para ahli ekonomi di dunia mengenalnya dengan 7 (tujuh) mazhab atau aliran utama, antara lain : 1) Mazhab Merkantilis, 2) Mazhab Fisokrat, 3) Mazhab Klasik, 4) Mazhab Sosialis, 5) Mazhab Neo-Klasik, 6) Mazhab Keynes, dan 7) Mazhab Post-Keynes.
1. Mazhab Merkantilis
Mazhab ini lahir sekitar abad XVII ketika raja-raja Eropa merasa cemas karena menghadapi peperangan dan pengangguran. Selain itu, teknologi pertanian telah berubah begitu besarnya sehingga
menimbulkan hancurnya hubungan lama antara tuan tanaj dengan para petani penggarap tanah. Kota-kota dibanjiri para pengemis dan gelandangan.
Para penasihat yang diangkat atau yang bukan diangkat pemerintah membuat doktrin yang sekarang dikenal dengan sebutan Merkantilis. Seorang Merkantilis yang bernama Andrew Yarranton mengajukan sasarannya dalam bukunya yang berjudul : England Improvement by Sea and Land (1677) (Perbaikan Inggris di Laut dan
Darat; mengalahkan Belanda tanpa berperang, membayar utang tanpa uang, mempekerjakan seluruh orang Inggris yang miskin). Nama Merkanitilis berasal dari Merchant (saudagar / pedagang) karena memang paham ini mengutamakan perdagangan, terutama perdagangan internasional.
Merkantilisme bukan satu aliran pemikiran saja, melainkan merupakan sekumpulan pandangan terdapat di Eropa dari abad XVI sampai pada abad XVIII. Begitu banyaknya ekonomi yang penulis yang termasuk sebagai Merkantilis, tetapi satu-satunya persamaannya yakni pandangan mengenai kaum saudagar.
Para penulis Merkantilis pada awalnya sering dinamakan bullionis yang menganjurkan dilakukannya rintangan-rintangan terhadap ekspor bullion (emas batangan, emas dijadikan mata uang) atau logam mulia lainnya dalam bentuk apapun, sehingga kekayaan bangsa akan terpelihara. Cara ini tidak banyak membantu menambah kekayaan bangsa karena bangsa Eropa banyak yang tidak mempunyai tambang emas atau tambang logam mulia lainnya. Mereka juga mengusahakan mengenai "Neraca Perdagangan" yang aktif, yakni surplus ekspor atau impor. Menurut Merkantilis, impor harus dirintangi atau lebih baik diawasi pemerintah melalui pembatasan kuantitatif.
Merkantilis juga menyatakan bahwa industri yang menghasilkan barang pengganti impor hendaklah dirangsang, kalau perlu diberi subsidi. Ekspor juga harus dirangsang, kalau perlu diberi subisidi. Rintangan-rintangan perdagangan dilaksanakan di seluruh Eropa dalam abad XVII dan XVIII, dan Undang-Undang Pelayanran Inggris (English Navigations Act). Merkantilis mendorong industri dalam negeri, baik industri ekspor maupun industri barang pengganti barang impor.
Selanjutnya, untuk memperluas pasaran luar negeri kaum Merkantilis menambah atau memperluas daerah-daerah jajahannya
untuk melempar barang yang dihasilkannya dari dalam negerinya. Adapaun tokoh Merkanitlis yang terkenal yaitu Andrew Yarranton.
2. Mazhab Fisiokrat
Mazhab ini merupakan sekelompok ahli ekonomi dan filsafat Perancis pada abad XVII. Pendirinya adalah Franncois Quesnay, seorang ahli ekonomi dan dokter Perancis yang lahir di Mere pada tanggal 4 Juni 1694. Buku Francois Quesnay berjudul : Tableau Economique (Economic Table) merupakan bukunya yang pertama kali mengemukakan mengenai "Model Ekonomi" yang cukup rinci.
Menurut Quesnay, pada dasarnya hanya 3 (tiga) macam input, yakni tanah, buruh dan modal. Buruh dan modal adalah input yang dapat dihasilkan dan bukan akan menghasilkan lebih dari yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Tanah berbeda dengan buruh dan modal. Tanak tidak dapat dihasilkan, tetapi lahan untuk selama-lamanya dan tidak dapat habis. Oleh karena itu, Quesnay memisahkan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah.
3. Mazhab Klasik
Mazhab ini lahir pada kuartal terakhir abad XVIII di Inggris dan pertengahan abad XIX. Pandangan mazhab ini terutama berpengaruh di Eropa dan Amerika Serikat hampir seabad lamanya, khususnya soal kebijakan ekonomi. Mereka menunjang perdagangan bebas, seperti tokonya yang terkenal yakni Adam Smith dengan bukunya Wealth of Nations.
Klasik menganjurkan liberalisme dan kebebasan alamiah. Sistem mereka didasarkan keseimbangan penawaran dan permintaan dan menolak campur tangan pemerintah serta mendukung perdagangan bebas. Lahirnya mazhab ini tampaknya dipengaruhi oleh "Revolusi Industri" di Inggris yang menyebabkan tumbunya kota-kota dan pesatnya pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi. Tokoh mazhab ini
adalah Thomas R. Malthus, David Ricardo, John Stuart Mill dan lainlain.
Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations memandang bahwa ekonomi sebagai sesuatu yang saling mempengaruhi antara kepentingan individu yang berlawanan tetapi memberikan yang diinginkan. Jika setiap orang bebas mengejar kepentingannya sendiri tanpa campur tangan pemerintah, maka orang-orang itu akan membelanjakan pendapatannya untuk barang yang paling disukai. Oleh karena itu, barang itu memberikan laba yang tinggi.
Tampaknya, paham klasik ini bisa dianggap sebagai dasar munculnya ekonomi kapitalis, di mana campur tangan pemerintah hanya sebagian kecil pada kepentingan negara / pemerintah.
4. Mazhab Sosialis
Mazhab ini lahir dan berkembang sebagai reaksi terhadap akibat buruk dari revlousi industri. Revolusi memang berakibat adanya kemajuan dan kekayaan, tetapi sebagian besar rakyat terutama kaum buruh tetap miskin dengan gaji yang sangat rendah.
Sosialisme modern lahir dalam pertengahan pertama abad XIX di Perancis dan Inggris. Gerakan sosialis terbagi dua, yakni sosialisme yang otoriter dan sangat tersentralisir seperti Soviet-Rusia serta sosialisme parlementer dan demokrasi sosial seperti di banyak negara Eropa Barat. Faktor-faktor pendorong lahirnya sosialisme yakni : Revolusi Industri, munculnya kelas borjuis dan proletar, pandangan yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap manusia dan masyarakat, serta tuntutan dari Revolusi Perancis.
5. Mazhab Neo-Klasik
Mazhab ini lahir pada tahun 1870 dan menggunakan kata Neo karena mengikuti pokok pemikiran dan dalil-dalil yang digunakan mazhab Klasik. Prinsip baru mazhab ini sederhana yakni bahwa nilai suatu produk atas jasa bukan sebesar nilai tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk itu, melainkan sebesar manfaat dari unit terakhir yang dibeli. Dasarnya adalah marginal untility.
6. Mazhab Keynes
Mazhab ini lahir berkaitan dengan terbitnya buku yang ditulis oleh John Maynard Keynes (ahli ekonomi dari Inggris) pada tahun 1936. Judul bukunya adalah The General Theory of Employment, Interest and Money (Teori Umum Lowongan Kerja, Bunga dan Utang). Terbitnya buku itu dikaitkan sebagai revolusi ekonomi, bahkan disebut Revolusi Keynes.
Buku tersebut membahas mengenai sebab-sebab penggangguran. Banyak istilah keluar dari Keynes seperti tendency to consumer (kecenderungan pada konsumen), incentive to invest (insentif untuk penanaman modal) dan marginal effectiveness of capital (efektivitas marginal dari modal).
Bersama-sama dengan money supply (jumlah uang beredar), berbagai unsur ini menentukan besarnya output dan lowongan kerja serta besar pengaruhnya pada tingkat harga. Ide dasar dari ajaran ekonomi Keynes sebenarnya sederhana yakni permintaan dan
penawaran yang diterapkan untuk masyarakat luas. Oleh karena itu, ekonomi Keynes disebut juga makro-ekonomi.
Sebelum Keynes, ahli ekonomi menggunakan teori penawaran dan permintaan untuk menjelaskan harga suatu komoditas. Keynes menggunakannya untuk menjelaskan output nasional dan inflasi.
Juga dijelaskan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output dan lowongan kerja melalui kebijakan moneter dan fiskal yang tepat. Dengan adanya peran pemerintah berarti mazhab ini berkaitan pula dengan sistem ekonomi.
7. Mazhab Post-Keynes
Mazhab ini merupakan aliran ekonomi sesudah Keynes, di mana ilmu ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat. Ekonomi bukan lagi menjadi masalah para ahli ekonomi saja, melainkan juga menjadi masalah bagi setiap orang, masalah yang mempengaruhi kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Ini berarti akan melibatkan para ahli dan masyarkat dalam sistem-sistem ekonomi mana yang mereka laksanakan.
Itulah sekadar gambaran mazhab-mazhab yang bisa dijadikan latar belakang munculnya sistem-sistem ekonomi terutama setelah mazhab Keynes. Sistem-sistem ekonomi melibatkan banyak ahli bukan hanya ekonomi, melainkan juga para ahli politik dan sosial dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar